Selasa, 06 Mei 2014

by 
TIRAKAT JAWA 


 Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah tirakat yang bermaksud mendekatkan diri kepada tuhan, berupa perilaku, hati dan pikiran.
Tirakat adalah bentuk upaya spiritual seseorang dalam bentuk keprihatinan jiwa dan badan untuk mencapai sesuatu dengan jalan mendekatkan diri kepada tuhan.
Berpuasa temasuk salah satu bentuk tirakat , dengan berpuasa orang menjadi tekun dan kelak mendapat pahala, orang jawa kejawen menganggap bertapa adalah suatu hal penting. Menurut kesusastraan jawa orang yang bertahun-tahun berpuasa dianggap sebagai orang keramat. Karena dengan bertapa orang dapat menjalankan kehidupan yang ketat ini dengan tinggi. Serta mampu menahan hawa nafsu sehingga tujuan-tujuan yang penting dapat tercapai, selain puasa kegiatan tirakat lainnya adalah meditasi dan semedhi.
Menurut Koentjaraningrat meditasi dan semedi biasanya dilakukan bersama-sama dengan tapa brata , yang dilakukan ditempat-tempat yang dianggap keramat missal gunung, makam leluhur, ruang yang memiliki nilai keramat dsb. Pada umumnya orang yang melakukan meditasi adalah untuk mendekatkan diri dengan tuhan.
Ada beberapa bentuk puasa dan tirakat misalnya:
1. tidak tidur semalam suntuk/ pati geni tidak boleh keluar kamar semalam suntuk, tidak boleh tidur dan makan minum.
2. puasa senin kamis
3. mutih mulai dari kemampuan satu hari hingga 40 hari hanya makan nasi putih dan minum air putih sedikit pada saat matahari terbenam.
4. ngeruh yaitu hanya boleh makan sayur dan buah , dilarang yang bernyawa.
5. ngebleng yaitu tidak keluar kamar sehari semalam , tidak ada lampu, hanya keluar saat buang air kecil, tidak boleh tidur, makan dan minum
6. nglowong hanya makan tertentu dengan waktu tertentu tidur hanya 3 jam
7. ngrowot hanya boleh makan satu jenis buah maksimal 3 buah dari subuh sampai magrib.
8. nganyep/ ngasrep boleh makan sembarang tapi yang tidak ada rasanya dan harus didinginkan sedingin dinginnya.
9. ngidang hanya boleh minum air putih dan daun. Lainnya tidak boleh.
10. ngepel hanya makan nasi sehari satu kepal sampai 3 kepal saja.
11. wungon tidak boleh makan minum dan tidak tidur selama 24 jam
12. ngalong , puasa ngrowot sambil menggantung di atas pohon dengan posisi kaki diatas kepala dibawah / sungsang.
13. topo jejeg yaitu tidak boleh duduk selama 12 jam
14. lelono melakukan perjalanan malam jam 12 sampai jam 3 untuk mawas diri atas kesalahan yang diperbuat selama ini.
15. kungkum yaitu puasa bersila dalam sungai yang ketemu dua arusnya mulai jam 12 malam sampai jam 3 atau jam 4 pagi.
16. topo pendem / ngluwang yaitu puasa dikubur hidup-hidup hanya deberi jalan nafas, biasanya selama 3 hari atau 7 hari, pertaruhannya nyawa dan hasilnya adalah mampu menghilangkan tubuh dari pandangan orang atau melihat jelas dengan mata telanjang orang/ mahluk – mahluk ghoib.
Secara umum bertirakat / berpuasa harus dimulai dengan mandi keramas / bersuci dan niat dalam hati untuk mendekatkan diri pada tuhan

Sabtu, 03 Mei 2014

Tassawuf ala Habib Lutfi bin Yahya

Berikut ini petikan wawancara crew Habibluthfiyahya.net dengan Al Habib Luthfi bin Yahya. Dalam wawancara kali ini Al Habib menjelaskan bagaimana tasuf dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa pandangan-pandangan Al-Habib tentang tasawuf?
Tasawuf adalah pembersih hati. Dan tasawuf itu ada tingkatan-tingkatannya. Yang terpenting, bagaimana kita bisa mengatur diri kita sendiri. Semisal memakai baju dengan tangan kanan dahulu, lalu melepaskannya dengan tangan kiri.
Bagaimana kita masuk masjid dengan kaki kanan dahulu. Dan bagaimana membiasakan masuk kamar mandi dengan kaki kiri dulu dan keluar dengan kaki kanan. Artinya bagaimana kita mengikuti sunah-sunah Nabi. Itu sudah merupakan bagian dari tasawuf.
Bukankah hal semacam itu sudah diajarkan orang tua kita sejak kecil?
Para orang tua kita dulu sebenarnya sudah mengeterapkan tasawuf. Hanya saja hal itu tak dikatakannya dengan memakai istilah tasawuf. Mereka terbiasa mengikuti tuntunan Rasulullah. Seperti ketika mereka menerima pemberian dengan tangan kanan, berpakaian dengan memakai tangan kanan dahulu. Mereka memang tak mengatakan, bahwa itu merupakan tuntunan Nabi SAW.
Tapi mereka mengajarkan untuk langsung diterapkannya. Kini kita tahu kalau yang diajarkannya itu adalah merupakan tuntunan Nabi. Itu adalah tasawuf. Sebab tasawuf itu tak pernah terlepas dari nilai-nilai akhlaqul karimah. Sumber tasawuf itu adalah adab. Bagaimana adab kita terhadap kedua orang tua, bagaimana adab pergaulan kita dengan teman sebaya, bagaimana adab kita dengan adik-adik atau anak-anak kita. Bagaimana adab kita terhadap lingkungan kita.
Termasuk ucapan kita dalam mendidik orang-orang yang ada di bawah kita. Kepada anak-anak kita yang aqil baligh, kita harus bener-bener menjaganya agar jangan sampai mengeluarkan ucapan yang kurang tepat kepada mereka. Sebab ucapan itu yang diterima dan akan hidup di jawa anak-anak kita.
Bagaimana sikap kita berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang sudah carut maut?
Mampukah ketika kita berhadapan dengan lingkungan yang demikian itu? Ketika kita asik-asiknya bergurau, maka berhentilah sejenak. Kita koreksi apakah ada sesuatu yang kurang pantas? Agar hal yang demikian itu tak dicontoh atau ditiru oleh anak-anak kita. Itu sudah merupakan tasawuf. Jadi dalam rangka pembersihan hati, bisa dimulai dari hal-hal kecil semacam itu.
Lalu kita tingkatkan dengan tutur sikap kita terhadap orang tua. Ketika kita makan bersama orang tua. Janganlah kita menyantap lebih dahulu sebelum bapak-ibu kita memulai dulu. Janganlah kita mencuci tangan dahulu sebelum kedua orang tua kita mencuci tangannya. Makanlah dengan memakai tangan kanan. Dan jangan sampai tangan kiri turut campur kecuali itu dalam kondisi darurat. Sebab Rasulullah tak pernah makan dengan kedua tangannya sekaligus. Ini sudah tasawuf.
Apa yang sebenarnya menarik dari Al-Habib, sehingga begitu getol menekuni dunia tasawuf?
Yang menarik, karena tasawuf itu mengajarkan pembersihan hati. Saya ingin mempunyai hati yang sangat bersih. Jadi tak sekedar bersih tidak sombong karena ilmunya, tidak sombong karna setatusnya, tidak sombong karena ini dan itu. Namun hati ini betul-betul mulus, selalu melihat kepada kebesaran Allah SWT yang diberikan kepada kita. Itu karena fadhalnya Allah SWT.
Sehingga kita tidak lagi mempunyai prasangka-prasangka yang buruk, apalagi berpikiran jelek dalam pola pikir dan lebih-lebih lagi di hati. Sebab tasawuf itu tazkiyatul qulub, yakni untuk membersihkan hati. Jika hati kita ini bersih, maka hal-hal yang selalu menghalangi-halangi hubungan kita kepada Allah itu akan sirna dengan sendirinya. Sehingga kita senantiasa mengingat Allah.
Ibarat besi, hati kita itu sebenarnya putih bersih. Hanya karena karatan yang bertumpuk-tumpuk lantaran tak pernah kita bersihkan, sehingga cahaya hati itu tertutup oleh tebalnya karat tadi. Naudzubillah kalau sampai hati kita seperti itu.
Lantas dari mana kita mesti memulai untuk pembersihan hati tersebut?
Ikutlah dahulu ajaran fiqih yang tertera dalam kitab-kitab fiqh. Seperti arkanus shalat (rukun-syarat sholat), lalu adabut shalat, adabut thaharah dan seterusnya. Marilah itu semua kita pelajari dan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Ketika kita diundang untuk menghadiri acara walimah di sebuah gedung misalnya, maka kenakanlah pakaian yang bagus-bagus.
Sebab itu demi menghormat dan untuk menyaksikan kehalalan kedua mempelai di pelaminan. Untuk menghormati acara tersebut, kita menggunakan pakaian yang rapi. Sebab pada hakikatnya, kita telah menghormati Allah SWT yang telah menghalalkan hal tersebut.
Kita juga menghormati yang telah mengundang kita, serta menghormati sesama kita dalam gedung atau dalam jamuan tersebut. Kalau kita bisa menyaksikan aqdun nikah (akad nikah) secara demikian, mengapa kalau kita menghadap langsung kepada Allah SWT, tidak pernah melakukan penghormatan yang demikian itu?
A-Habib dikenal sebagai mursyid thariqah, tetapi kelihatan gemar memainkan alat musik?
Di sana kita akan menemukan kekaguman. Ilmullah yang ada dalam music itu sendiri. Diantaranya notnya itu hanya ada 7; do re mi fa sol la si do, do si la sol fa mi re do. Sedangkan oktafnya ada 7, suara miringnya 5, jadi ada 12. Yang memakai adalah di seliruh dunia, dan mengeluarkan lagu yang beragam. Itu merupakan satu hal yang sangat menarik.
Ketika orang mendengarkan musik, mereka bisa menangis dan tertawa, bersedih dan bersuka ria. Nah, yang berupa benda saja bisa menghasilkan efek semacam itu. Lantas bagaimana kalau kita tengah mendengar lantunan ayat Al-Quran sedang dibacakan? Mesti akan jauh lebih dari itu. (Ts/hly.net
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates